Entri Populer

Senin, 15 Maret 2010

CATATAN SANG "TITIK"

By: Setia Darma


Kehidupan ini tidak harus biru seperti yang ku inginkan, juga tidak harus mulus dan lurus seperti yang kuharapkan. Aku harus mengerti dengan benar bahwa kehidupan punya warnanya sendiri seperti yang ia inginkan, ia juga memiliki cacat seperti yang seharusnya ia miliki serta memiliki cabang karena memang itu yang digariskan untuk kehidupan.
Aku memang hanya titik kecil, tapi entah mengapa aku selalu ingin menjadi besar. Aku tidak perduli berapa ribu orang yang mengatakan bahwa aku kecil, yang pasti aku merasa aku tidak sekecil bentuk konkritku, aku memiliki fikiran, ide, sudut pandang, perasaan. Dengan semua itu aku merasa istimewa lebih istimewa daripada garis.
Aku memang hanya sebuah titik kecil, tapi aku tidak pengecut. Aku tidak takut untuk berkata “tidak” didepan malaikat sekalipun, jika itu memang “tidak”. Aku bukan pecundang yang roboh pada pandangan pertama pangeran cinta dan aku bukan penakut yang menyerah sebelum berperang. Aku fikir aku kuat, sebab kepalaku kepala batu, mentalku mental baja, tangan dan kakiku besi, ideologiku seperti karang.
Aku tidak takut pada warna hitam seperti aku yang tak takut pada malam, aku tak takut pada putih seperti aku tak takut pada siang, aku tak takut pada hujan juga tak takut pada panas, aku tak takut pada mati walaupun hidup tak pernah kupilih, aku tidak takut berapa ribu kata ancaman keluar untukku sebab aku merasa kau sendiri sebuah ancaman, aku tidak takut pada kegagalan sebab keberhasilan belum tentu baik untukku, aku tidak takut pada kemiskinan sebab kekayaan tak kan mampu menyelamatkan ku dari pertanggung jawaban, aku tak takut pada penderitaan karena aku yakin kebahagiaan tak kan menyelamatkanku dari kematian.
Aku tidak takut semua itu….., sama sekali tidak takut!. Tapi, aku sangat takut Allah meninggalkanku, mengabaikanku karena nistaku sudah tak terukur, karena kesombonganku melampaui batas, karena kebodohanku tak berujung, karena keserakahanku tak bertepi, karena kebusukan hatiku sudah tak lagi terobati.
Aku takut.., sangat takut!. Aku takut Allah takkan meridhoiki, aku takut Allah takkan merahmatiku karena kedholimanku, karena kejahatan lidahku, karena zina mataku, karena pengkhianatan hatiku, karena kejahilan tanganku, karena kecerobohan kakiku. Aku takut!, ketika gelap dan sempit kuburku tanpa rahmat dariNYa, ketika panas padang mahsyar tanpa naungan dariNya, ketika malAikat menyiksaku tanpa perlindungan dariNya, ketika shirotol mustaqim terasa kecil dan tak mampu kuseberangi tanpa bimbingan dariNya. Aku takut…aku takut pada murka Allah, sangat takut!.
Aku takut ketika rosulallah tidak sudi mengakuiku sebagai umatnya karena kemunafikanku. Aku takut, ketika Rosulallah mengeluarkan aku dari jama’ahnya karena pengkhianatanku pada sunnahnya, aku sangat takut, entah aku harus bagaimana..?, aku takut!.
Aku memang hanya sebuah titik kecil, tapi aku tidak jahat. Aku tidak mau berniat menyakiti orang lain, aku tidak mau merugikan orang lain, aku tidak mencuri, anti bagiku merebut hak orang lain. Aku juga tidak egois!, aku tidak mau bahagia sedang orang lain kubuat menderita, aku tidak mau menyusahkan orang lain demi diriku sendiri, aku juga tidak mau memanfaatkan orang lain walaupun aku sangat membutuhkannya.
Aku memang hanya sebuah titik kecil, tapi aku tidak mau disakiti. Aku tidak rela dijadikan korban bagi kesenangan orang lain, aku akan membela diriku jika aku merasa dirugikan, aku tidak sudi dijadikan kambing hitam dari perbuatan orang lain, aku tidak mau dituduh walaupun untuk hal-hal kecil, aku tidak mau disalahkan dalam hal apapun, aku tidak mau dimanfaatkan walaupun sedikit, aku tidak mau dibuat susah oleh orang yang tidak tau diri, aku tidak rela melakukan banyak hal untuk orang yang kuanggap jahat, aku tidak mau harga diriku dilecehkan walaupun sedikit, aku tidak mau aqidahku diinjak-injak walaupun hanya melalui sepatah kata, aku tidak akan membiarkan keluargaku terhina.
Aku memang hanya sebuah titik kecil, tapi aku baik, walau tak jarang aku melukai orang lain.
Aku adalah titik kecil yang berusaha mencari makna keberadaanku. Agar mampu kurengkuh tangan suci penciptaku, agar tak malu aku mengharap rahmatNya, agar pasti akhir hidupku dalam RidhoNya. Amin.