Entri Populer

Selasa, 03 Maret 2009

CAHAYA DIRUANG HATI

(Puisi kubuat untuk seorang teman, sekaligus saudari bagiku. hanya untuk renungan, semoga juga bisa mengilhami banyak pihak. amiiin)

Ketika rasa menjelma menjadi cinta..
Luahannya adalah asa akan sebuah kebersamaan,
Setiap detak adalah getaran yang selalu ingin tersimpan
Indah… bahkan terlalu indah untuk hanya sekedar ditulis.

Dosakah ketika cinta ini tidak hanya untuk Nya?
Nistakah diri jika dalam nadi ada asa yang kau gantung tidak hanya padaNya?
Salahkah diri fana ini jika kupuja dia selain diriNya?
Salahkah tiap langkah ini jika dalam untaian do’a ada bait-bait yang tertuju untuknya

Duhai Tuhanku yang maha tahu…,
Cinta ini tak utuh padaMu, tapi tak pernah sama cinta yang lain itu dengan Cintaku PadaMu.

Duhai Tuhanku yang maha kasih…,
Asa ini cacat dalam nadiku, tapi takkan pernah terganti asa yang kugantung hingga akhir hidupku pada Mu,

Duhai Tuhanku yang maha terpuji…,
Pujaku padaMu, hingga hembusan terakhir nafasku takkan pernah terbandingi dari puja fanaku pada dunia dan ciptaanMu yang lain,

Duhai Tuhanku yang maha pendengar,
Ada untaian kata yang mungkin tak harus kuungkap sebagai pengkhianatan hatiku, taoi sungguh dalam kelemahan diri dan kefanaan jiwa… kurapuh dalam hadapi godaan.
Kuungkap atau kusimpan Kau tahu bisik hatiku, kujujur atau kudusta Kau kau dengar benarnya dari jiwaku,

Tuhan… kasihi aku..
Jika rasa ini menyesatkanku, Bantu aku menghapusnya
Jika cinta ini menjauhkanku darimu, dengan caraMu hapus cinta ini,

Tuhanku… Pemilik tiap jiwa,
Tak sanggup kuhadapi hidup tanpa cintaMu
Kumohon tolong aku untuk menyingkap tiap hijab yang memisahkanku dari Mu
Kumohon tolong aku untuk berhenti membuat hijab antara Kau dan aku.
Tuhanku, walau cintaku cacat pada Mu, tapi seutuhnya kugantungkan hidup, mati dan bahagiaku pada Mu.

By:
Setia Dth
11.25, Parung Moment penyuluhan hukum UMJ.